Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara mengukur Grounding dengan Earth Tester

Apakah sistem grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar, dan Bagaimana cara mengukur grounding yang baik dan benar?
petunjuk dan cara melakukan pengukuran grounding yang benar
Pentanahan atau Grounding biasanya dipasang untuk mengamankan Suatu instalasi listrik dari bahaya sambaran petir. Namun sebelum kita membahas mengenai Grounding dan bagaimana sebenarnya Grounding yang baik, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal bahaya dari petir itu sendiri.

Apakah anda mengetahui bahwa Petir memiliki energi listrik yang sangat besar? bahkan ada petir yang menghasilkan listrik mencapai ratusan ribu bahkan jutaan Volt.

Apakah listrik dengan tegangan mencapai ratusan ribu volt itu berbahaya, dan seberapa besar bahaya listrik dari petir tersebut?

Kita bayangkan saja jika kita tersengat listrik yang ada di rumah kita, listrik yang ada dirumah kita saja dapat menyebabkan bahaya terhadap manusia dan dapat menyebabkan kebakaran.

Padahal tegangan listrik yang biasa kita gunakan di rumah masih tergolong listrik dengan tegangan rendah yaitu sebesar 220 Volt. Apalagi jika tersambar petir yang menghasilkan listrik dengan tegangan sampai ratusan ribu volt !!
"Listrik 220 Volt saja bisa membahayakan keselamatan, apalagi Petir dengan tegangan listrik ribuan Volt"
Apa itu PETIR?
Petir adalah suatu gejala alam yang sering terjadi pada saat akan turun hujan, Petir biasa juga disebut dengan Halilintar atau kilat, Petir dapat menimbulkan energi listrik yang sangat besar, bahkan bisa mencapai jutaan Volt.

Energi listrik yang dihasilkan Petir ini terjadi karena adanya pergerakan awan secara terus menerus yang menyebabkan bergesekan antara dua lempengan, baik itu antara lempengan awan dengan awan maupun lempengan awan dengan bumi. Yang masing-masing dari dua lempengan yang bergesekan tersebut memiliki nilai potensial yang berbeda.

Lempengan awan ada yang memiliki energi potensial yang bermuatan Positif dan ada yang bermuatan Negatif, sedangkan lempengan bumi memiliki energi potensial yang bermuatan negatif.

Petir yang memiliki energi listrik dengan tegangan yang sangat besar ini, dapat menyambar ke segala arah dan bahkan sampai menyambar ke bumi.

Sambaran petir yang mengarah ke bumi dapat mengenai berbagai benda yang ada di bumi, gedung, bangunan, pohon – pohon, jaringan listrik, dan lainnya.

Sambaran Petir ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
  • Sambaran Petir langsung
  • Sambaran petir tidak langsung
A. Sambaran Petir Langsung
Sambaran petir langsung adalah sambaran petir yang langsung mengenai benda yang ada dibumi, seperti gedung, tower, rumah, pohon, jaringan listrik dan lainnya. Sambaran listrik langsung memiliki dampak kerusakan yang sangat besar.

Untuk mencegah bahaya dari sambaran listrik langsung ini, biasanya dipasang Penangkal Petir (Lightning Protection) disekitar area atau tempat yang ingin dilindungi dari sambaran petir langsung.

Penangkal Petir (Lightning Protection)
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran petir langsung adalah dengan memasang peralatan penangkal petir (Ligthning Protection).

Penangkal petir akan menerima tegangan listrik dari sambaran petir dan mengalirkan tegangan listrik tersebut ke tanah (Bumi) melalui pentanahan (Grounding).

B. Sambaran Petir tidak langsung
Selain sambaran petir yang langsung menyambar benda yang ada di bumi, sambaran petir ada juga secara tidak langsung.

Saat terjadi sambaran petir di dekat rumah kita, terkadang dapat menyebabkan kerusakan berbagai alat listrik atau alat elektronik seperti televisi, komputer, dan lainnya. Padahal petir tersebut tidak langsung mengenai rumah atau peralatan listrik kita. Lalu bagaimana sambaran petir tersebut dapat menyebabkan kerusakan?

Ini yang disebut dengan sambaran petir tidak langsung, sambaran petir tersebut tidak mengenai benda-benda yang ada dibumi, namun gelombang induksi dari listrik yang dibawa petir tersebut mengalir melalui kabel-kabel di rumah kita dan sampai pada peralatan listrik yang kita miliki. Induksi listrik dari petir inilah yang menyebabkan kerusakan peralatan listrik tersebut.

Dan untuk menghindari kerusakan peralatan listrik dari sambaran petir tidak langsung ini, instalasi listrik dan peralatan listrik harus dilengkapi dengan Surge Arrester.

Surge Arrester
Sistem pengaman yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan jaringan dan perlengkapan listrik akibat sambaran listrik tidak langsung (Induksi) adalah dengan memasang peralatan Arrester (Surge Arrester).

Arrester berfungsi untuk membuang tegangan listrik yang melebihi batasan normal dan akan mengalirkan tegangan listrik berlebih tersebut menuju pentanahan (Grounding).

Bagaimana petir yang memiliki tegangan listrik yang besar dapat dinetralisir atau dinetralkan?

Bumi adalah sistem netral yang paling baik, dan dapat meredam dan membuang tegangan listrik dari sambaran petir tersebut.

Oleh karena itulah, baik Lightning Protection (Penangkal petir) dan surge Arrester takkan dapat berfungsi dengan baik, jika sistem pentanahan atau Grounding tidak terpasang dengan baik dan benar.

Cara Mengukur Grounding menggunakan Earth Tester

Untuk mendapatkan suatu sistem grounding, pentanahan (pembumian) yang baik, maka kabel penghantar yang ditanamkan harus benar-benar terhubung ke bumi.

Untuk mengetahui apakah sistem Grounding atau pentanahan yang kita pasang sudah benar-benar terhubung ke bumi, yaitu sebisa mungkin harus tidak memiliki hambatan atau resistan antara kabel grounding dengan bumi.

Namun jika tidak bisa dipastikan benar-benar 100% persen terhubung ke bumi, maka dibuatlah nilai standar maksimum dari hambatan atau resistan kabel grounding ke bumi, yaitu dibawah 2 ohm atau dibawah 1 ohm.

Sebaiknya Nilai Tahanan Grounding terhadap Bumi adalah < 2 Ohm

Bagaimana caranya kita mengetahui apakah nilai hambatan atau resistan pentanahan atau Tahanan grounding yang kita pasang sudah mencapai nilai standar, sehingga dapat dikatakan sistem grounding yang kita pasang sudah baik dan benar.

Untuk mengetahui hal ini, maka kita harus melakukan pengukuran sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang dengan menggunakan alat ukur grounding. Alat ukur ini biasa disebut dengan Grounding Tester atau Earth Tester.

Berbagai jenis tipe, merek dan model alat ukur grounding atau pentanahan yang dijual di pasaran.
Salah satunya kita dapat menggunakan Grounding tester atau Earth Tester merek Kyoritsu dengan model 4102A.

Bagaimana cara menggunakan alat ukur grounding tester atau earth tester untuk mengetahui kondisi sistem grounding atau pentanahan (pembumian) yang kita pasang?

Pengukuran sistem grounding atau pentanahan memang harus dilakukan dengan benar untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar.

Cara mengukur grounding menggunakan Earth tester
Alat ukur grounding Earth tester atau grounding tester ini, dilengkapi 3 (tiga) buah lubang konektor dan 3(tiga) kabel ukur yang akan digunakan.

Ketiga kabel tersebut yaitu:
  • Kabel berwarna merah (C), dihubungkan ke lubang konektor berwarna merah pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yang lainnya sekitar 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna kuning (P), dihubungkan ke lubang konektor berwarna kuning pada alat ukur, dan ujung satunya dihubungkan ke stick/tongkat besi yang tersedia dan sudah ditancapkan ke bumi/tanah. Usahakan jarak antara stick atau tongkat besi yang satu dengan yang lainnya sekitar 5m – 10 m. Begitu juga jarak antara masing-masing stick / tongkat besi dengan titik grounding atau pentanahan yang diukur juga harus memiliki jarak antara 5m – 10 m.
  • Kabel berwarna hijau (E), Kabel berwarna Hijau (E), dihubungkan ke lubang konektor berwarna Hijau pada alat ukur (Earth Tester), dan ujung satunya dihubungkan ke kabel penghantar pada titik Grounding atau pentanahan yang sudah kita pasang.
  • Setelah itu putar selektor pada alat ukur (Earth Tester) untuk kita arahkan pada pengukuran dengan nilai tertinggi (skala 100 Ω) terlebih dahulu, lalu tekan tombol test.
  • Jika jarum ukur belum bergerak atau bergerak namun sangat kecil, putar selektor untuk mengubah satuan skala yang lebih kecil (10 Ω).
  • Jika jarum ukur masih bergerak hanya sedikit juga, maka bisa kita coba lagi dengan skala ukur yang lebih kecil (1 Ω), untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat.

Cara Menghitung hasil pengukuran
  • Jika pada skala ukur 1 Ω, jarum ukur bergerak pada angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 1 Ω = 2 Ω. (Tahanan grounding baik dan benar memenuhi nilai standar)
  • Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 10 Ω, dan jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 10 Ω = 20 Ω. (Tahanan Grounding buruk)
  • Jika skala ukur yang kita gunakan pada pilihan selektor 100 Ω, dan jarum ukur bergerak menunjuk angka 2, maka hasil pengukuran adalah :
2 x 100 Ω = 200 Ω. (Tahanan Grounding sangat Buruk, bahkan mungkin tidak terpasang)


Ingat: saat akan mulai melakukan pengukuran, jangan lupa untuk menekan Tombol test pada alat tersebut untuk mulai pengukuran.

2 komentar untuk "Cara mengukur Grounding dengan Earth Tester"