Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri
Bagaimana cara menghitung biaya pemakaian listrik untuk Industri?, Pada postingan sebelumnya kita telah membahas mengenai bagaimana cara Menghitung Tagihan listrik sebulan, khususnya untuk pemakaian listrik Rumah tangga. Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas bagaimana cara menghitung tagihan listrik perbulan untuk pemakaian listrik Industri, yang menggunakan tegangan 380volt listrik 3phase.
Berbeda dengan perhitungan pemakaian listrik rumah tangga (tegangan 220Volt / 1phase), Untuk dapat menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain:
Pada suatu industri yang menggunakan Listrik dari PLN untuk kebutuhan berbagai peralatan listriknya, adapun listrik yang digunakan adalah listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai peralatan listrik yang digunakan sebagai berikut:
Total Kebutuhan Daya:
Total kebutuhan Daya: 200KW
Daya Terpasang
Dari perhitungan Total daya berbagai peralatan listrik yang digunakan industri tersebut diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan Daya Terpasang dari PLN.
Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut adalah sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), dengan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA.
Lama Pemakaian Daya listrik
Karena Industri tersebut beroperasi selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik adalah sebagai berikut:
Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
(12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K)
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.PLN
K = 1,4.
Perhitungan KWH Meter
Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase seperti yang biasa terpasang di rumah-rumah.
KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal.
Namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3 phase, menggunakan perhitungan:
Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase
Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan menggunakan Ratio CT sebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : 5 = 100.
Berbeda dengan KWH Meter yang biasa digunakan untuk instalasi listrik rumah tangga, KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus menggunakan faktor perkalian dari CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yang digunakan pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai.
Contoh perhitungan:
Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut:
Faktor Daya (Cosphi)
Faktor Daya (Cosphi) adalah nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya Aktif (KW).
Semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu.
Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama dengan nilai daya semu.
Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut.
Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).
Total Daya Reaktif (KVArh)
Jika suatu instalasi listrik 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, adalah sebesar:
Total Biaya Pemakaian Listrik
Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai berikut:
K x KWH x Rp.1.035,78
1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242
Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):
Kwh x Rp.1.035,78
40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090
Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332
Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63,375,091.96
Berbeda dengan perhitungan pemakaian listrik rumah tangga (tegangan 220Volt / 1phase), Untuk dapat menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain:
- Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk menentukan besar Daya Terpasang
- Daya terpasang (KVA)
- Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP)
- Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
- Faktor perbandingan harga WBP dengan LWBP
- Perhitungan KWH meter
- Faktor perkalian CT pada KWH meter
- Faktor daya (Cosphi)
- Total Daya reaktif (KVArh)
Biaya Listrik Industri |
Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri
Contoh perhitungan:Pada suatu industri yang menggunakan Listrik dari PLN untuk kebutuhan berbagai peralatan listriknya, adapun listrik yang digunakan adalah listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai peralatan listrik yang digunakan sebagai berikut:
Total Kebutuhan Daya:
- 1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW
- 2 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 30KW
- 1 Unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 15KW
- 1 unit elektro motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw
- 1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW
- 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW
- Lampu mercury 250watt sebanyak 30 buah (10 buah / phase), total 2,5kw
Total kebutuhan Daya: 200KW
Daya Terpasang
Dari perhitungan Total daya berbagai peralatan listrik yang digunakan industri tersebut diatas, dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan Daya Terpasang dari PLN.
Karena Total kebutuhan daya pada industri tersebut adalah sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang pada Industri tersebut termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), dengan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA.
Daya terpasang > Kebutuhan DayaDaya terpasang adalah diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM.
Lama Pemakaian Daya listrik
Karena Industri tersebut beroperasi selama 12 jam dari mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik adalah sebagai berikut:
- Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP)
Lama pemakaian listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
- Lama Pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
(12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K)
Faktor perbandingan harga WBP dan LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.PLN
Nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan perbandingan harga saat pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4.
K = 1,4.
Perhitungan KWH Meter
Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan pada instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase seperti yang biasa terpasang di rumah-rumah.
KWH meter yang biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya dengan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal.
Namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan pada KWH meter Instalasi listrik 3 phase, menggunakan perhitungan:
(KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT
Sebagai contoh: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan menggunakan Ratio CT sebesar 500/5, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : 5 = 100.
Berbeda dengan KWH Meter yang biasa digunakan untuk instalasi listrik rumah tangga, KWH meter 3 phase dengan daya yang cukup besar biasanya harus menggunakan faktor perkalian dari CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yang terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar 5 Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yang digunakan pada KWH meter 3phase menjadi faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai.
Contoh perhitungan:
Pada KWH meter yang terpasang pada industri tersebut tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut:
- KWH awal : 00000
- KWH akhir : 00540
- Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor perkalian (CT)
- Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100
- Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan
- Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan
- Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan
Faktor Daya (Cosphi) adalah nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) dengan Daya Aktif (KW).
Semakin baik faktor daya pada instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu.
Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama dengan nilai daya semu.
Jika Cosphi = 1,00. maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA)Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan oleh instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal dari pemakaian berbagai alat-alat listrik yang menghasilkan induksi atau daya harmonik.
Semakin banyak jumlah pemakaian peralatan listrik yang menghasilkan daya harmonik, maka Daya reaktif yang dihasilkan akan semakin besar.Semakin besar daya reaktif yang dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tersebut.Pada perhitungan Tagihan listrik untuk industri, jika faktor daya yang dihasilkan lebih rendah dari 0,85. maka akan terjadi penambahan biaya yang dihitung berdasarkan daya reaktif yang dihasilkan.
Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik untuk industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut.
Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan menggunakan Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut tidak dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).
Total Daya Reaktif (KVArh)
Jika suatu instalasi listrik 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya untuk golongan tarif I3, adalah sebesar:
Biaya kelebihan Daya reaktif untuk Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh.Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut memiliki faktor daya 0,90 atau lebih besar dari 0,85. maka tidak dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh).
Total Biaya Pemakaian Listrik
Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai berikut:
- Biaya Beban
- Total Biaya WBP + LWBP
K x KWH x Rp.1.035,78
1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242
Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):
Kwh x Rp.1.035,78
40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090
Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332
- KVArh
- PPJ
- Materai
Total biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh Industri tersebut, adalah: Rp.63,375,091.96
Posting Komentar untuk "Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri"